Minggu, 09 Juni 2024

Literature Review Desain Poster Lagu Yang Di Jadikan Cover, Film / Vidio Clip Pada Jurnal

Oleh : Mega Zulfia

Mata kuliah : Kajian seni rupa dan desain

Dosen : Dr.Sn.Angga Kusuma Dawami M.Sn.

 

 

Pada tugas kajian seni rupa dan desain minggu sebelumnya saya menganalisis sebuah poster lagu dari grup band lulusan dari Institut Kesenian Jakarta dengan singkatan IKJ yaitu “ WHITE SHOES AND THE COUPLES COMPANY “ album self titled mereka yang konon menurut beberapa sumber album tersebut di tulis berdasarkan pengalaman nyata kehidupan yang beranggotakan 6 orang ini, ( SARI, ALE, RIO, MELA, RICKY, DAN JOHN ),  saya mengkajinya dengan menerapkan sebuah krangka serta meteologi teoritik yang bertujuan untuk menuntaskan sebuah maksud desain poster album self titled (WSATCC) makna yang terkandung dalam poster album mereka dan menyampaikan pesan secara verbal kepada para penikmat, pendengar, dan penggemarnya sehingga tercetuslah sebuah ide untuk menulis pada analisis poster tersebut.

Untuk tema penelitian literature review 20 jurnal kali ini saya masih sama menggangkat tema “ POSTER LAGU DALAM FILM “ yang saya rangkum tentang analisis dari berbagai macam sebuah poster lagu serta 20 genre lagu yang berbeda dari sumber jurnal, website, dan artikel di tugas inilah akan saya kulik menjadi literature yang mudah di pahami tujuannya agar ketika seseorang yang hendak akan membaca sebuah karya analisis yang di tulis oleh saya ini dapat mengetahui maupun sebuah makna yang terkait dalam sebuah cover poster lagu dan dapat menambah ilmu serta bermanfaat semoga apa yang saya sampaikan serta harapkan ini bisa menjadi kenyataan oleh seseorang yang membaca maupun melihat “ Literature Review “ ini.



1.      1. Penulis Jurnal :

Robert Windiar Pamungkas, Efthariena, Hendro Lucky Luntungan,
Idhani Agustin, Dan  Diovita Hernika Pramadhani.

Judul Jurnal : 

Representasi budaya reggae pada poster lagu di film Bob Marley One Love
(Analisis semiotika Roland Barthes)

Halaman Jurnal :

1-6 Halaman

Tujuan : 

Pada  tujuan  ini yang paling  utama  yakni  penelitian  mengkhususkan  pada  budaya  reggae yang  merupakan  fenomena  global  bukan    hanya  mewakili  genre  musik,  tetapi  juga  mencerminkan gerakan  sosial,  politik,  dan  identitas  yang sangat  kuat  bob  marley,  sebagai  salah  satu  ikon  terbesar  dalam sejarah  musik  reggae  telah  menjadi  simbol  perlawanan  perdamaian dan  persatuan  bagi  jutaan penggemar  di seluruh  dunia dalam  konteks  ini poster lagu yang di jadiakan dalam film layar lebar ini yang berjudul " Bob Marley " One  Love  tidak  hanya  menjadi medium untuk menceritakan kisah kehidupan dan warisan musiknya tetapi juga merupakan platform untuk  merepresentasikan  budaya  reggae  secara  lebih  luas komunikasi  dan  budaya adalah hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam budaya  kita  mengenal  bahasa  yang  digunakan  untuk    berkomunikasi  dan    kita    juga    mengenal  adanya  komunikasi  non verbal. Bertujuan untuk mendalami representasi budaya reggae dalam poster film sekaligus lagu dari " Bob Marley  One  Love "  melalui analisis  semiotika  komunikasi  khususnya  dengan  menggunakan  teori semiotika roland barthes teori semiotika roland barthes memberikan kerangka kerja yang berguna untuk  menganalisis  bagaimana  tanda-tanda  dalam  poster  film  mengkomunikasikan  makna  budaya reggae kepada penonton menurut roland barthes membagi semiotik menjadi dua aspek yaitu denotasi dan konotasi sementara menurut derizis & komara (2020) cara kedua dari tiga cara Barthes mengenai  bekerjanya  tanda  dalam  tatanan  kedua  adalah  melalui  mitosIni  merupakan sebuah analisis  semiotika  roland  barthes  terhadap  representasi  budaya reggae dalam poster film sekaligus lagu "Bob Marley: One Love" pendekatan kualitatif dengan pendekatan deskriptif di gunakan untuk menggambarkan, menganalisis dan menginterpretasi tanda dan simbol di dalamnya, objek penelitian adalah poster film "Bob Marley One Love", analisis  semiotika  roland  barthes  membagi  proses  penandaan  menjadi  dua  tahap  dalam tatanan  pertama,  yaitu  denotasi  dan  konotasi tahap  denotasi  mengacu  pada  penandaan  awal  yang menggambarkan  makna  literal  atau  langsung  dari  tanda-tanda  yang  di temukan  dalam poster  film sementara itu tahap konotasi merupakan proses interpretasi tambahan yang menghasilkan makna yang lebih dalam, termasuk pemahaman tentang mitos dan ideologi.

Hasil Analisis :

Bagian Poster pemaknaan denotasi pemaknaan konotasi figur bob marley sosok   Bob   Marley secara   denotasi terlihat dengan visual cenderung gelap, dengan   posisi   bermain   gitar   diatas panggung memperlihatkan pemaknaan yang  jelas  memvisualisasikan  bahwa Bob Marley adalah musisi pada pemaknaan figur dimana sosok Bob Marley secara konotasi kita bisa memberikan pemaknaan  pada  rambut  gimbal  Bob  Marley sebagai bagian dari budaya reggae warna - warna    pada    poster    secara    visual memperlihatkan  warna  hijau,  kuning dan  merah  yang  mendominasi  hampir keseluruhan dari visual poster, warna   merah   kuning   hijau   secara   konotasi memberikan  pemahaman  budaya  reggae  yang berasal  dari  warna  bendera  ethiopia, warna  ini  adalah  warna  performansi musik  Penulisan kata One Love memberikan pemaknaan bahwa yang ingin disampaikan  dalam poster film  dan lagu bukan  cerita biografi Bob Marley yang detail tetapi cerita mengenai  One  Love  yang  lebih detail.tulisan One Love yang lebih besar memberikan pemahaman  konotasi  terhadap  budaya  reggae dengan   slogan   yang   berasal   dari   band   Bob Marley bernama The Wailers pada lagu berjudul One  Love  tahun  1965,  menurut wibowo  et  al (2010) kekuatan musik Reggae yang dipopulerkan  oleh  bob  marley  terletak  pada    lirik - lirik    lagunya    yang    bertemakan    anti -  diskriminasi     terhadap    orang    kulit    hitam perdamaian dan seputar percintaan pemaknaan mitos - mitos merupakan cerita yang mengandung sebuah pesan  mitos identik dengan sebuah cerita atau  sesuatu  yang  dikatakan  orang  dan  mempunyai  makna  sebagai  suatu  pernyataan  seseorang  yang diceritakan  secara  terus  menerus (Hasanah,  2021),  sementara  menurut budaya  et al. (2015) mitos berangkat dari tradisi lisan, seni spiritual, dan kepercayaan. mitos dalam penelitian ini berkaitan dengan pemaknaan representasi budaya reggae pada poster film  Bob  Marley  One  Love  dimana  pemaknaan  mitos  melalui  representasi  budaya  reggae  dapat dimaknai bahwa pada poster budaya reggae bukan saja diwakili oleh sosok Bob Marley, warna merah, hijau dan kuning serta tulisan yang memberi pemaknaan tetapi mitos menjadi cerita dibalik pemaknaan poster tersebut observasi  langsung  pada  poster  film  mengidentifikasi  bahwa  bendera  ethiopia  dan  rambut gimbal  adalah  simbol-simbol  yang  digunakan  oleh  Bob  Marley  sebagai  penganut  dan  pendakwah rastafarianisme. menurut barthes,, mitos adalah narasi atau simbol-simbol yang digunakan oleh suatu budaya  untuk  menjelaskan atau  memahami  aspek-aspek  dari  realitas,  dalam  konteks  ini,  bendera ethiopia  dan  rambut  gimbal  menjadi  mitos  yang  merepresentasikan  keyakinan  dan  nilai-nilai  dari gerakan rastafarianisme yang menjadi bagian integral dari budaya regga dimana penganut rastafarian yakin  bahwa  kaum  kulit  hitam  adalah  umat  pilihan  tuhan,  dan  bahwa  afrika  adalah  surga  sejati  di bumi.Penelitian  mendapati  seiring  perkembangan  waktu,  warna  merah,  kuning,  dan  hijau  serta rambut gimbal telah menjadi sebuah tren di Indonesia bagi para penikmat musik reggae, fenomena ini menunjukkan  pergeseran  dalam  makna  simbol-simbol  tersebut.  barthes  menunjukkan  bahwa  mitos dapat mengalami perubahan makna dan interpretasi tergantung pada konteks budaya dan waktu dalam  hal ini, warna - warna dan gaya rambut yang dulunya di kaitkan dengan rastafarianisme, kini lebih sering dikaitkan  dengan  musik  reggae  secara umum, hal  ini  menunjukkan  bagaimana  mitos - mitos  budaya dapat berevolusi dan diadopsi oleh berbagai kelompok dalam masyarakat Penelitian  ini  memiliki  perbedaan  representasi  dengan  penelitian  sebelumnya  secara  jelas karena  penelitian  ini   meneliti  poster  dan  budaya  dengan  menggunakan  analisis  Roland  Barthes berfokus  pada  representasi budaya  reggae mengimplikasi  penelitian  ini  memberikan  kemampuan  visual lebih mendalam terhadap pemaknaan poster film yang dilihat atau ide pembuatan poster film dengan memasukkan  pemaknaan  yang  dapat  dilihat  secara  visual  dengan  memasukkan  representasi budaya tertentu keterbatasan penelitian berada pada keterbatasan pemaknaandari keseluruhan visual yang dilihat sebatas poster.

Kesimpulan :

Dalam poster film "Bob Marley One Love", pemaknaan denotasi mencakup visual gelap Bob Marley yang bermain gitar di panggung, menunjukkan bahwa ia adalah seorang musisi. Konotasi dari rambut  gimbal  dan  warna-warna  merah,  kuning,  dan  hijau  mencerminkan  budaya  reggae.  Selain  itu, terdapat  pemaknaan  mitos  melalui  penggunaan  simbol-simbol  seperti  bendera  ethiopia  dan  rambut gimbal  oleh  Bob  Marley  sebagai  bagian  dari  gerakan  rastafarianisme  yang  menjadi  integral  dalam budaya  reggae.  seiring  waktu,  simbol - simbol  ini  telah  menjadi  trand  di  indonesia menunjukkan pergeseran makna dalam budaya reggae.


2. Penulis Jurnal :

Muhammad Akhdan Sytra  Dan Defrizal Saputr

Judul Jurnal : 

Poster lagu collide band dieonic,

Halaman Jurnal :

1 – 12 Halaman


Tujuan : 

Pada kasus band dieonic belum adanya desain poster album yang mencerminkan ciri khas dan identitas band baik dalam bentuk visual branding maupun gambaran yang jelas dalam mendukung promosi album mereka selain itu, belum optimalnya ilustrasi pada album sehingga belum maksimalnya promosi album untuk menarik pendengar berdasarkan keresahan dan permasalahan di atas, maka penulis merancang desain album band dieonic dengan harapan menciptakan konsep komunikasi visual yang kuat dan unik, mencerminkan identitas dieonic, memberikan wawasan edukatif kepada masyarakat, khususnya di kota padang tentang pengaruh desain album terhadap karya musik dan pentingnya desain sebagai elemen identitas sebuah band, terutama dieonic selain itu album ini tidak hanya menjadi karya seni musik, tetapi juga menjadi sumber informasi yang memperkuat brandingvisual dieonic menjelaskan peran sentral desain album dalam membangun identitas artis dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pengaruh desain dalam industri musik, berdasarkan permasalahan di atas maka upaya yang dilakukan untuk menciptakan desain album yang informatif, memberikan edukatif kepada masyarakat, khususnya di kota padang tentang pengaruh desain album terhadap karya musik dan pentingnya desain sebagai elemen identitas sebuah band di rancanglah cover album perancangan ini diberi judul “ desain poster album ‘' Collide’ Band Dieonic”

Metode :

Desain cover album ‘collide’ band dieonic dirancang menggunakan metode perancangan FOUR-D. perancangan menggunakan metode FOUR-D memiliki tahapan yaitu define ( pendefenisian ), design (perancangan), development ( pengembangan ), disseminate ( penyebaran ) penulis memutuskan menggunakan metode FOUR-D karena kestrukturan yang dimilikinya kemudahan dalam menganalisis, menentukan langkah selanjutnya, dan memberikan fleksibilitas untuk melakukan uji coba dan revisi berulang. hal ini bertujuan untuk mencapai desain dengan kualitas terbaik, tahap pendefinisian (define), album 'Collide' Dieonic terinspirasi dari perjalanan musical anggota band yang menyadari pentingnya kesensitifan terhadap musik di kota padang. meskipun mereka menghadapi kesulitan membangun eksistensi musik independen di padang, album ini bertujuan menarik minat pendengar melalui eksplorasi konsep visual dan musik yang unik. penulis berharap album ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga kesan edukatif dan informatif, memperluas wawasan masyarakat, khususnya di kota padang, terhadap karya - karya musik dari penggiat musik seperti Dieonic.

Hasil Analisis : 

                                                      

Desain cover album ‘Collide’ band Dieonic dirancang       menggunakan metode perancangan FOUR-D. Perancangan menggunakan metode FOUR-D      memiliki tahapan yaitu: define (pendefenisian), design (perancangan), development      (pengembangan), disseminate     (penyebaran). penulis       memutuskan menggunakan metode FOUR-D karena kestrukturan yang dimilikinya, kemudahan dalam  menganalisis, menentukan langkah selanjutnya, dan memberikan fleksibilitas     untuk melakukan    uji coba dan revisi berulang hal ini   bertujuan   untuk    menyampaikan    desain secara   berulang   hasil   perancangan   ini mencakup desain   ilustrasi  grafis    di   album     'Collide,'     yang berfungsi     sebagai    media    untuk mengkomunikasikan  visual dari karya  musik  dieonic  desain ini  menampilkan desain ilustrasi sebagai fokus utama, menjadi representasi karakter musik dalam album dieonic mengaplikasikan teori semiotika pada konsep  album ini,   dengan    judul   'Collide'    mencerminkan   ledakan   emosi  dari   dua entitas, sebagaimana metafora hubungan konflik antara dua individu   pemilihan   objek   langit   mencerminkan karakteristik musik dieonic yang atmosferik. menurut  wahyutama (2021),   dalam    semiotika   terdapat makna denotative (bentuk sebenarnya) dan konotatif ( makna  tambahan  yang   bersifat   konsensus dan berkaitan dengan nilai rasa). Konsep perancangan album ini  secara  denotatif  menggambarkan ledakan dari dua bintang, sedangkan secara konotatif mencerminkan konflik  dan   kekacauan  dalam   hubungan dua entitas atau individu

1.Tahap pendefinisian (define), album 'Collide' Dieonic terinspirasi dari perjalanan musical anggota band yang menyadari pentingnya kesensitifan terhadap musik di kota padang meskipun 
mereka menghadapi kesulitan membangun eksistensi musik independen di padang, album ini bertujuan menarik minat pendengar melalui eksplorasi konsep visual dan musik yang unik. Penulis berharap album ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga kesan edukatif dan informatif, memperluas wawasan masyarakat, khususnya di kota padang, terhadap karya-karya musik dari penggiat musik seperti Dieonic.

2.Tahap perancangan (design), pada tahapan ini penulis melakukan proses mind mapping dengan tujuan agar dapat meruncingkan kata kunci yang nantinya akan diubah menjadi key visual nantinya penulis mencoba merancang sebuah media desain cover dengan ilustrasi sesuai dengan tema album dan gaya desain yang efektif dan efisien dengan tujuan agar karya dari band dieonic dapat menciptakan interaksi visual dan pengalaman yang baik ketika produk sampai ke target audience.

3. Tahap pengembangan (develop), Pengembangan merupakan tahapan dimana ilustrasi grafis yang telah dirancang berada dalam bentuk final atau prototype yang sedang diuji untuk mengevaluasi kemampuannya dalam me-visualisasikan album dengan baik, serta mengukur efektivitasnya dan apakah tujuan desain telah berhasil disampaikan kepada audiens. Pengembangan melibatkan implementasi desain yang telah dirancang ke dalam media-media pendukung untuk penggunaan media tersebut. 

4. Tahap penyebaran (disseminate), desiminasi dilakukan melalui ujicoba atau sosialisasi terhadap masyarakat dengan memperhatikan geografis, demografis, psikografis.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil perancangan dan uraian masing-masing bab dari desain album ‘Collide’ band Dieonic, penulis mengambil beberapa kesimpulan bahwa :

A. Berpusat di Padang, kesadaran terhadap pentingnya citra visual dalam grup musik, terutama pada desain album dan visual branding, masih rendah. Desain album Dieonic tidak hanya sebagai ilustrasi tetapi juga sebagai visual branding untuk memaksimalkan fungsi komunikasi visual dan                      mempertimbangkan sensitivitas visual untuk memperkuat eksplorasi musik.

B. Perancangan melibatkan beberapa langkah kreatif, mulai dari mendefinisikan konsep berdasarkan data, melakukan mindmapping untuk mendapatkan nilai-nilai yang terkandung dalam objek, hingga merancang sketsa awal dan mengaplikasikan konsep desain. Proses berlanjut dengan digitalisasi menjadi ilustrasi grafis pada desain album, yang diterapkan ke berbagai media baik cetak maupun digital sesuai dengan objek dan tujuan perancangan.

C. Desain album 'Collide' Dieonic bertujuan memberikan pemahaman dan edukasi tentang pentingnya desain album dalam menciptakan visual branding, meningkatkan pengalaman  mendengarkan musik, dan memenuhi kebutuhan penggemar.


3. Penulis Jurnal :

Anni LamriaSitompul, 2. Mukhsin Patriansah 3. Risvi Pangestu

Judul Jurnal : 

Analisis pada poster lagu “ LATHI “
menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure.

Halaman Jurnal :

1-7 Halaman

Tujuan :

Untuk menjelaskan serta menceritakan di dalam poster lagu yang di buat film juga dengan juduL "LATHI" hubungan beracun  sepasang  kekasih.  Di  mana  awalnya  mereka bahagia,  lalu  merasa  sengsara  di  kemudian  hari  akibat akibat terjebak    dengan    pria    yang    salah.    Perasaan    ini digambarkan  lewat  sang  wanita  yang  diikat  rantai  dan terbelenggu   oleh   seorang   pria   dalam   sebuah toxic relationship.Hingga  akhirnya  sang  wanita  bisa  bebas dan tak lagiterbelenggu.Laporan  analisa  ini  bertujuan  untuk  memberi suatu    pemahaman    kepada    para    akademisi    desain komunikasi  visual  dan  juga  kepada  masyarakat  dalam hal  menganalisa  sebuah  karya  desain  yang  ditunjukkan melalui karya poster Lathi ini.  Selain itu juga bertujuan untuk memberikan analisa tanda dan bagaimana tanda itu bisa  dihadirkan  melalui  konsep  karya  poster  ini,  yang didalamnya  sarat  dengan  makna  latar  belakang  budaya Jawa  dan  dihadirkan  dalam  konsep  visual teori  yang digunakan  sebagai acuan dalam menganalisa   karya poster  ini    dengan    menggunakan    teori  semiotika komunkasi  yang  dikemukakan  oleh  ferdinand  de saussere. semiotika  adalah  kajian  ilmu  mengenai  tanda yang  ada  dalam  kehidupan  manusia  serta  makna  dibalik tanda  tersebut.Studi  tentang  tanda  dan   segala   yang berhubungan  dengannya cara  berfungsi hubungan dengan  tanda-tanda  lainnya pengirimannya  dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.

Metode :

Pada metode ini menggunakan sebuah metode semiotika Ferdinand De Saussure Seperti yang sudah dijelaskan   pada pembahasan sebelumnya,   tanda   merupakan   kesatuan   dari  suatu   bentuk   penanda   (signifier)   dengan   sebuah   ide   atau petanda  (signified)  dengan  kata  lain,  penanda  adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. jadi penanda  adalah  aspek  material  dari  bahasa,  apa  yang   dikatakan   atau   didengar  dan apa   yang  ditulis   atau  dibaca  sedangkan   petanda   adalah  gambaran   mental,   pikiran atau   konsep.   Jadi  petanda   adalah   aspek   mental   dari  bahasa  Petanda   tidak   mungkin   disampaikan   tanpa penanda.  Petanda  atau  yang  ditandakan  itu  termasuk tanda  sendiri  dan  dengan  demikian  merupakan  suatu faktor   linguistik.   proses   petanda   atau   penanda   akan menghasilkan realitas eksternal atau petanda. Berikut  ini  merupakan  analisa  dari  komponen  dalam semiotika  tanda  dan  penanda  itu  melalui  karya  poster berjudul  lathi,  sehingga  dilakukan  analisis  tanda  verbal dan   nonverbal    menggunakan   teori   saussure    yakni penanda dan petanda.

 Hasil Analisis : 
 
Beberapa     unsur - unsur     yang terpampar di atas ini dikemukakan  melalui  poster  tersebut  baik  secara  verbal ataupun  nonverbal  yaitu  melalui  unsur  seperti  simbol-simbol  yang  dipakai,  bagaimana  fotograpi,  teks  atau tipografi  bahkan  melalui  pengungkapan  ilustrasi  yang coba disampaikan. Karya di atas merupakan karya poster yang  dibuat  oleh  Andy  Adrians  (Art  Director  Lathi) berupa  poster  yang  mengangkat  mengenai  lagu  yang berjudul   Lathi,   yang   menceritakan   mengenai toxic relationship.  Sejak  dirilis  pada  28  Februari  2020  lalu, lagu  berjudul  "Lathi"  masih  menarik  perhatian  banyak orang  sampai  sekarang.  Lagu  Lathi  merupakan  sebuah karya  dari  Weird  Genius  yang  digawangi  oleh  Reza Oktovian,  Eka  Gustiwana,  dan  Gerald  Liu.  Poster  ini  di buat  dengan  teknik  penggabungan fotograpidan digital imaging dengan   menggunakan   metode   olah digital computer.

.Di  dalam  poster  ini  terdapat headline“Lathi” menggunakan    tipe    font serif  dengan   jenis font  Indonesiana Serif ditempatkan pada  bagian  bawah poster dengan   huruf   berukuran   besar di bagian   tengah   ada perpaduan  fotograpi  dengan  editing  digital  imaging, dua sisi  wajah  yang dipadu  menjadi satu dan dua jenis asap, masing-masing mewakili sisi putih dan satu  sisi  hitam  poster   menjadi   media   promosi   utama   pada event  ini.  Untuk  menjalankan  fungsi  komunikasinya, sebuah  poster  menggunakan  elemen-elemen  visual  di dalam desainnya. elemen - elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual khususnya poster antara lain  adalah  tipografi, simbolisme,  ilustrasi  dan  fotografi (Anggasta  &  Franzia,  2016,  p.  81) tampilan  visual  karya  desain    membutuhkan  tata  letak  yang  baik     agar   mempermudah    pembaca      dalam    mengartikan    pesan  dengan  baik poster  di  atas  ditampilkan cenderung  dengan warna-warna  gelap,  efek - efek  pemberian  asap  Bagian tengah  yang  menjadi center  of  interest pada  poster  ini berwujud dua sisi wajah yang menunjukkan sisi baik dan sisi  gelap.  Wujud  sisi  wajah  didalamnya  terdapat  raut wajah  yang  berbanding  berbalik  satu  sama  lain,  yang dibuat  secara  kontras  menimbulkan  kesan  pribadi  yang berbeda  satu  dengan  yang  lain  meskipun  dalam  satu frame.  Pada  poster  di  atas  juga  terdapat  aksesoris  rantai di leher yang melambangkan ikatan visualisasi make up.

Di dalam poster ini menggunakan  warna  gelap sehingga terlihat kontras dibandingkan dengan make up sisi wajah lainnya sementara  untuk  gaya  desain yang  dipakai  pada  poster ini merupakan gaya  futuristik, hal  ini  dapat dilihat    dari   segi   warna   yang   digunakan   cenderung   banyak   menggunakan   paduan   warna   gelap   dan   terang   dan  penyatuan  karakter  dari  elemen - elemen  yang  berbeda - beda  dalam sebuah acuan, dan penyusunannya  karyanya  sebagai  suatu  kesatuan.

Kesimpulan :

Analisis dari karya poster lathi ini menggunakan  analisisteori  Ferdinand  de  Saussure,  dan akhirnya  dapat  disimpulkan  bahwa  pesan  atau  makna yang  akan  disampaikan  dalam  bentuk  gagasan  dalam poster ini mengenai toxic relationshipyang terjadi dalam hubungan  cinta,  dimana  pihak  tertentu  merasa  tersakiti. Seharusnya perasaan cinta membawa suatu      kebahagiaan,      tetapi   yang   ada   justru   rasa   tersiksa.    Yang   akhirnya merubah   seseorang   dari   pribadi   yang   lugu   menjadi pribadi  yang  tidak  punya   perasaan.  Kata  cinta  yang dibisikan    sehingga    merubah    seorang    wanita    lugu menjadi  seperti  iblis  yang  penuh  dendam,  di  sini  yang saya  lihat  pesan  yang  dalam  itu  tersirat,  bahwa  seorang wanita  itu  dapat  dibelenggu  hatinya  hanya  dengan  kata-kata,    walaupun    kata-kata    yang    disampaikan    tidak mencerminkan  harapan  dari  hati  wanita  tersebut,  sakit hati  mampu  merubah  karakter  lugu  yang  terbelenggu menjadi  seseorang  yang  kuat  utuk  membalas  sakit  hati yang  telah  diterima.  Satu  hal    yang  ditonjolkan  melalui headline   Lathi   yang   berarti   lidah,   mengambil   dari pepatah  Jawa,  tidak  ada  manusia  yang  bisa  lari  dari kesalahan, karena kesalahan itu butuh pertanggungjawaban    untuk    di    perbaiki,    harga    diri seseorang itu terletak di lidahnya (perkataannya). Berangkat   dari   permasalahan   inilah   Weird Genius,  dengan  besutan  poster  yang  dibuat  oleh  Andy Adrians  yang  adalah  art  Director  dari  Lathi  melahirkan karya  poster  ini  dalam  bentuk  tampilan  visual  dalam bentuk  poster  yang  sangat  menarik.  melalui  karya  ini, terselip pesan yang ditangkap agar kita lebih berhati-hati dengan toxic  relationship,  apalagi  dalam perkataan  kita kepada  pasangan  yang  dapat  menimbulkan  hubungan yang kurang sehat dalam berelasi.

4. Penulis Jurnal :

Siti Yulia Putri Pratiwi

Judul Jurnal : 

Representasi makna dan pesan dalam poster lagu “ sebuah tarian yang tak kunjung selesai” oleh Nadin Amizah menggunakan pendekatan semiotika.

Halaman Jurnal :

1 – 10 Halaman


Tujuan :

Penelitian ini di latar belakangi oleh maraknya lagu Nadin Amizah yang sulit untuk dipahami  oleh pendengar, khususnya remaja. Sementara itu, lagu adalah barisan kata yang dipadukan dengan musik dan memiliki makna atau pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar. Masalah yang dibahas adalah makna dan pesan pada lirik lagu “Sebuah Tarian yang  Tak  Kunjung  Selesai”  oleh  Nadin  Amizah  menggunakan  pendekatan  semiotik. Adapun, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dan pesan pada lirik lagu tersebut. manfaat dari penelitian ialah agar pendengar lebih memahami tujuan serta maksud yang  terdapat   pada   lagu.   metode  penelitian  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini menggunakan  metode  deskiptif   kualitatif.  sedangkan,  untuk  menganalisis  lirik  lagu menggunakan pendekatan semiotik Ferdinand De Saussure. Hasil penelitian yang menjadi penanda (signifier) adalah lirik lagu “Sebuah Tarian yang Tak Kunjung Selesai” oleh Nadin Amizah,  sedangkan  petanda  (signified)  adalah  hasil  analisis  dari  pemaknaan  lirik. Berdasarkan hasil analisis, makna dari lirik lagu tersebut menceritakan tentang kekecewaan, diantaranya; 1) jangan memaksakan seseorang yang benar-benar ingin pergi dari kehidupan kita, 2) seseorang tidak akan lama berada di hidup kita, dan 3). membiarkan seseorang pergi tanpa  harus  mencegah.  Adapun,  pesan pada lagu  ini  diantaranya;  1)  harus  ikhlas  jika seseorang  pergi  meninggalkan,  dan  2)  selalu  bersyukur  atas  kehadiran  seseorang  di kehidupan kita.

Motode :

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif kualitatif. menurut  jannah,  2021:79),  metode  deksriptif  kualitatif  merupakan  metode  yang menunjukkan ragam makna, deskripsi, dan cenderung menggambarkan kata-kata daripada angka. lebih jelas, wasi’ah et al., (2018: 243), berpendapat bahwa deksriptif kualitatif merupakan suatu metode yang menguraikan data melalui bentuk kata-kata atau gambar-gambar,  artinya  tidak  berbentuk  angka-angka.  dengan  demikian,  di simpulkan  bahwa deskriptif  kualitatif  adalah  penelitian  yang  mengungkapkan  fakta-fakta  dalam  bentuk deskripsi dan tidak berbentuk angka.  adapun, pendekatan semiotik Ferdinand De Saussure digunakan untuk memahami serta menafsirkan makna dan pesan yang terdapat pada lirik lagu “Sebuah Tarian yang Tak Kunjung Selesai” oleh Nadin Amizah. menurut tanti et al., (2023:52), berpendapat bahwa penanda (signifier) merupakan unsur yang dapat terlihat, terdengar, dan terasa pada suatu simbol.  Sedangkan,  petanda  (signified)  merupakan  konsep  atau  makna  yang  diperoleh berdasarkan penanda (signifier).

Hasil Analisis :

Dari hasil analisis poster dari album kalah bertaruh ini adapun, pendekatan yang di  gunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan semiotik. menurut sudjiman (Harnia, 2021: 228), mengungkapkan bahwa semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu “semeion” yang berarti tanda atau “seme” yang berarti penafsir tanda. lebih jelas Rakhmat & Jeanny Maria Fatimah (2016: 338)   memaparkan bahwa     semiotik adalah  suatu  pendekatan  atau  teori    yang  digunakan   untuk   menganalisis    tanda    untuk    memperoleh   pesan   dengan  demikian  disimpulkan   bahwa pendekatan    semiotik  adalah  ilmu yang   menganalisis   suatu tanda untuk  mengetahui   makna tanda   tersebut memiliki memiliki  kesatuan antara  penanda  ( signifier )  dan  petanda ( signified ) dapat  diperoleh  berdasarkan ilustrasi, coretan, catatan, dan tulisan, penelitian ini dilandasi oleh penelitian sebelumnya yang   dijadikan sebuah rujukan.       Penelitian   sebelumnya  dilakukan    oleh Fitri et al., (2020)  berjudul  majas  dan  makna  pada  dari  poster album kalah bertaruh lagu   nadin   amizah   yang    berjudul “Seperti  Tulang”  dengan   hasil    ditemukan  majas personifikasi, majas   retorika,   dan  majas   paradoks  serta makna  tentang   kisah    seseorang yang pintar menutupi luka jiwanya dengan tertawa.  kemudian, cahya  et  al.,  (2021)   berjudul  analisis  makna  lagu  “  lihat, dengar, rasakan ” dari sheila on 7 menggunakan pendekatan semiotika dengan  hasil ditemukan  makna   motivasi hidup. selanjutnya, hamzah silahul Islam al-an’sory, rochmat tri sudrajat (2022)   berjudul analisis semiotik dalam lagu banda neira yang  berjudul “  yang  patah   tumbuh,  yang  hilang   berganti   dengan hasil   ditemukan makna motivasi untuk bangkit dari suatu hal yang rumit esamaan dengan penelitian sebelumnya ialah meneliti mengenai makna pada  lirik   lagu   sedangkan yang menjadi  perbedaan   ialah   analisis  ini   mengungkapkan  pesan  yang  disampaikan  melalui makna  dalam   lirik   lagu " sebuah tarian  yang  Tak Kunjung  Selesai”oleh Nadin  Amizah
 menggunakan pendekatan semiotik.


Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis bahwa pada poster lagu “Sebuah Tarian yang Tak Kunjung   selesai” oleh Nadin Amizah menggunakan pendekatan semiotik dapat disimpulkan bahwa poster lagu tersebut memiliki makna tentang kekecewaan kepada seseorang. Berdasarkan hasil pembahasan, lirik lagu tersebut mengajak pendengar untuk mengikhlaskan seseorang yang telah pergi. Karena, seseorang tidak akan selamanya dapat bersama-sama artinya akan selalu ada perpisahan. Seperti istilah “people come and go” ialah seseorang datang dan pergi. Adapun, pesan yang terkandung dalam lirik lagu “Sebuah Tarian yang Tak Kunjung Selesai” oleh Nadin Amizah ialah kita harus ikhlas dan sabar jika seseorang pergi meninggalkan. Kemudian, tidak lupa untuk selalu bersyukur atas kehadiran seseorang yang telah hadir dalam  hidup  kita.  Serta  meyakini  bahwa  hal-hal  positif  akan  segera  hadir  untuk menggantikan segala kekecewaan.


5. Penulis Jurnal : 

Rinto Wahyutama Dan Meirina Lani Anggapuspa

Judul Jurnal :

Analisis semiotika cover album “ AMARICAN IDIOT “ band green day

Halaman Jurnal 

1 – 9 Halaman

Tujuan : 

Dalam perkataan presiden bush dalam pidatonya tersebut memunculkan pernyataan yakni adanya pemisah antara teroris dan nonteroris. Artinya negara yang tidak bergabung dengan amerika serikat dalam menangani terorisme akan dianggap pendukung pelaku terorisme. Sehingga timbul kebijakan perang terhadap teroris yang lebih ditujukan kepada warga muslim (irak dan afghanistan). selain itu green day bermaksud menghimbau rakyat Amerika Serikat melalui album American Idiot, dimana pada tahun perilisannya pemerintah Amerika telah memanfaatkan media untuk melakukan propaganda, seperti apa yang harus dilakukan oleh masyarakat, apa yang dibeli oleh masyarakat, dan yang harus masyarakat percaya. Selain melalui lirik lagu, green Day juga melakukan kritik dan himbauan melalui cover album. American Idiot merupakan salah satu dari sekian banyak cover album Green Day yang menggunakan ilustrasi simbolis. Album ini rilis pada tanggal 21 September 2004, tahun dimana partai Republican sedang menguasai panggung politik dengan George W. Bush terpilih Kembali sebagai presiden. Album tersebut memiliki konsep cover album yang simpel dan menarik, . Penelitian bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung didalam visual cover album American Idiot yang dibuat oleh band Green Day. Pemaknaan yang dimaksud adalah pemaknaan gambar dan warna dalam cover album tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan tanda dan makna dalam visual desain cover album American Idiot dari band Green Day?. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan hubungan tanda dan makna dalam visualisasi desain cover album American Idiot dari band green day.

Metode :

Di dalam sebuah metode dari poster album dari green day ini menerapkan 3 metode di antara yaitu : denotasi, konotasi dan mitos, Roland Barthes merupakan salah seorang semiologi terkemuka di ranah akademi bidang humaniora. Gagasanya merupakan kelanjutan lebih dalam dari pemikiran Ferdinand De Saussure. Terdapat dua proses signifikasi dalam peta analisis barthes. Signifikasi pertama adalah tataran denotatif. Tanda denotatif juga merupakan penanda konotatif yang masuk pada signifikasi kedua. 1.Signifier (penanda) 2. Signified (petanda) 3. Denotative sign (tanda denotatif) (first system) 4. connotative signifier (penanda konotasi) 5.Connotative signified (petanda konotasi) 6. connotative sign (tanda konotasi) (second system) Sumber : Alex Sobur, Semiotika komunikasi (2009:69) Tahap atau signifikasi pertama adalah aspek bahasa, sedangkan tahap atau signifikasi kedua adalah aspek mitos. Aspek mitos inilah yang merupakan tujuan dari memilih aliran Barthes untuk menganalisis tanda. dengan menggunakan aliran Barthes untuk menganalisis tanda, mitos menjadi apa yang hendak ditemukan oleh si pemakai analisis dari Barthes ini yang merupakan tujuan dari memilih aliran Barthes untuk menganalisis tanda. Dengan menggunakan aliran Barthes untuk menganalisis tanda, mitos menjadi apa yang hendak ditemukan oleh si pemakai analisis dari Barthes ini. Denotasi Dalam pengertian umum denotasi biasa disebut makna harfiah, makna yang sesungguhnya atau sebuah fenomena yang tampak langsung dengan panca indera, atau bisa disebut juga deskripsi kasar. Terkadang ada juga yang dimodifikasi dengan referensi atau acuan. sedangkan dalam tingkat pertandaan, denotasi menjelaskan mengenai hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda pada rujukannya pada realitas yang menghadirkan makna eksplisit, langsung dan pasti. Denotasi dapat diartikan sebagai makna secara langsung (Barthes, 2004). Konotasi Konotasi menerangkan mengenai hubungan penanda dan petanda dimana didalamnya. 

Hasil Analisis :
                                              

American Idiot merupakan album ketujuh dari band green day album ini dirilis pada 21 September tahun 2004 album ini di produseri oleh Rob Cavallo dan melalui label reprise record mulai di rekam di studio 880 oakland california dan di selesaikan di los Angeles dalam album terdapat sebuah konsep dimana album ini bercertia tentang kisah ”Jesus of Suburbia”, yang dikisahkan sebagai tokoh fiksi anti - hero yang di buat oleh Billie Joe Armstrong, desain yang terdapat dalam cover album sangat simbolis. di dalam album american Idiot terdapat 13 lagu yang diciptakan oleh Green Day, Dengan empat lagu yang menjadi viral, yakni lagu yang berjudul American Idiot, Jesus of Suburbia, Holiday, Boulevard of Broken Dream, dan Wake Me Up When September Ends Pada tahun sebelum album ini tercipta khususnya pada masa pemerintahan presiden Bush terjadi peristiwa invasi Amerika pada Afghanistan pada tahun 2001 dan irak pada tahun 2004. Serta propaganda politik yang dilakukan pemerintah Amerika melalui media seperti internet dengan tujuan untuk mengambil hati rakyat Amerika setelah peristiwa 9/11. berikut analisis dan pemaknaan dari cover album Green Day yang berjudul American Idiot yang menggunakan semiotika Roland Barthes, visualisasi cover album american idiot di dominasi oleh warna gelap. desainnya agak terlihat monoton. penempatan bidang cover album diletakan secara horizontal dengan menerapkan unsur balance (keseimbangan) asimetri sehinga dapat berkesan dinamis.

walaupun komposisinya terlihat kurang seimbang, hal ini terlihat dari penempatan elemen tipografi yang berada si sebelah kiri atas. Penekanan pada desain cover album tersebut sudah baik yakni dengan menonjolkan elemen visual ditengah dengan ukuran yang lebih besar dari elemen-elemen yang lain. Selain itu penggunaan warna hitam sebagai warna background dapat memperkuat penekanan elemen sehingga menjadi point of interest dan membuat audience langsung tertuju kepada elemen gambar tangan memegang granat. Sehingga mampu memberi informasi sesuai dengan visi yang terdapat pada album tersebut. melihat pada unsur verbal dan unsur visual yang ditampilkan sudah relevant. Artinya diantara unsur verbal yaitu “Green Day” sebagai headline, dengan unsur visual tangan memegang granat yang notabene terdapat kecocokoan terhadap visi lagu yang diciptakan oleh band Green Day.

Kesimpulan :

Sebuah album akan menjadi menarik dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah dari sisi desain cover album. Selain dari lagu yang ada di dalam sebuah album, cover album adalah suatu hal yang dilihat pertama kali oleh audience, yang juga mempengaruhi minat membeli terhadap album suatu band. Dalam perancangan sebuah cover album, desainnya dibuat sesuai dengan maksud cerita yang ingin disampaikan suatu band pada album tersebut. Hal ini menandakan bahwa sebuah cover memiliki makna yang berkaitan dengan isi album. permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai makna yang terdapat pada cover album American Idiot dari band Green Day, untuk mengidentifikasi makna peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes Proses analisis dilakukan dengan mengelompokan penanda dan petanda, tanda denotatif dan tanda konotatif. Selanjutnya dari tahap pengelompokan, kemudian dianalisis menggunakan lima kode Roland Barthes. 

Sehingga dapat ditemukan mitos yang terdapat pada cover album tersebut. Berdasarkan analisis tanda verbal dan tanda visual yang terkandung dalam cover album American Idiot dari band Green Day dapat ditarik kesimpulan bahwa antara tanda verbal dan tanda visual terdapat suatu hubungan dimana keduanya saling melengkapi, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Cover album American Idiot, selain sebagai daya tarik konsumen untuk membeli, album tersebut juga berfungsi sebagai penyampai pesan dan kritik. Dalam cover album American Idiot, Green Day ingin menyampaikan pesan kepada rakyat Amerika Serikat agar tidak menelan informasi dari media secara mentah-mentah. Dimana pada saat itu pemerintah Amerika Serikat memanfaatkan media sebagai alat propaganda. Cover album tersebut juga merepresentasikan sebuah kritikan dari band Green Day terhadap kebijakan perang terhadap teroris yang lebih ditujukan terhadap warga musil di Irak dan Afghanistan.

 6. Penulis Jurnal :

Salsabila Hamza

Judul Jurnal : 

Analisis poster cover album “SAVAGE” dari group girls aespa

Halaman Jurnal : 

1-7 Halaman 

 Tujuan :

“Savage” merupakan mini album pertama yang diliris girlgroup Aespa. Mini album ini terdiri dari tiga versi, yaitu versi P.O.S (Part Of Soul), versi Hallucination Quest, dan versi SYNK DIVE. Mini album “Savage” tersebut memiliki perbedaan disetiap versinya. Versi P.O.S menggunakan casing transparan yang menyerupai bentuk P.O.S (Part Of Soul), versi Hallucination Quest adalah album dengan konsep photobook. Sedangkan versi SYNK DIVE merupakan album dalam bentuk digipak. Yaitu kemasan CD (Compact Disk) yang dibuat dari bahan kertas tebal. Dibandingkan dengan dua versi lainnya, versi SYNK DIVE dengan konsep digipak memiliki desain sampul yang unik. Jika dilihat sekilas, sampul album tersebut hanya terlihat seperti sebuah unsur visual berbentuk 3 dimensi. Namun jika diperhatikan dengan seksama, unsur visual tersebut bertulisakan “SAVAGE”. Berdasarkan hal tersebut, maka timbul alasan peneliti memilih sampul album Aespa “Savage’ versi SYNK DIVE sebagai objek penelitian. Yang menjadi objek penelitian.

Metode :

Metode penelitian yang dipakai pada penelitian Analisis Sampul Album “Savage” Dari Girlgroup Aespa ini adalah kualitatif deskriptif. Peneliti menjelaskan suatu objek, fenomena, yang akan dimasukkan ke dalam tulisan (Anggito, 2018: 08-11). Sumber data yang digunakan berupa data primedan sekunder. Data primer penulis peroleh secara langsung dari sampul album Aespa “Savage” versi SYNK DIVE yang diproduksi oleh SM Entertainment. Sedangkan untuk data sekunder, didapatkan dari studi kepustakaan, dan literasi yang melengkapi sebagai referensi tambahan. Untuk pengecekkan keabsahan temuan, digunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil Analisis :

Jika diperhatikan dengan teliti, bentuk visual pada sampul album bagian depan merupakan sebuah tulisan “SAVAGE” yang didesain dengan keseimbangan simetris, yang membuat bentuk ini menjadi sebuah desain yang tidak hanya indah namun memiliki arti didalamnya. Sedangkan bentuk visual sampul album bagian belakang merupakan gabungan dari bentuk visual yang menyerupai huruf “V” 3 dimensi yang disusun dengan bentuk pengulangan, keselarasan yan tercipta dari bentuk tersebut menciptakan sebuah ilustrasi yang imajinatif dan unik sesuai dengan aliran futurisme. Warna yang digunakan pada visual ini merupakan warna monokromatik, meliputi warna hitam dan abu-abu serta warna polikromatik dari warna ungu yang menggunakan gradasi yang membuat efek pantulan mempertegas kesan modern dari visual futurisme ini.

Untuk bentuk visual sampul album bagian dalam menggambarkan bentuk visual dari wilayah Kwangya. Menggunakan gaya futurisme yang dapat dilihat dari karakteristik ilustrasinya yang imajinatif dan objek-objek yang unik serta menggunakan warna gradasi monokromatik biru yang memberikan pantulan cahaya yang mempertegas kesan modern dan futuristik. Bentuk visual tipografi yang terdapat pada sampul album ini berupa informasi mengenai album. Hal ini penting dalam branding sebagai salah satu identitas produk dengan tujuan konsumen dapat mengetahui informasi terkait album ini. Font yang digunakan merupakan jenis typeface san serif yang sesuai dengan karakteristik tipografi futurisme yang minimalis dan warna yang digunakan adalah warna logam.

Kesimpulan :

Hasil dari penelitian ini, desain sampul album ‘Savage’ versi SYNK DIVE dibuat untuk memvisualisasikan isi dari lagu dan konsep yang ada pada album tersebut. Dengan identitas sebagai group Metaverse futuristik, desain album ini dirancang menggunakan gaya aliran futurisme yang menggambarkan kecepatan sebuah gerakan untuk menggambarkan bahwa girlgroup Aespa menggunakan konsep futuristik yang akan terjadi dimasa depan mendahului dari yang terjadi pada masa sekarang, yang membuat girlgroup Aespa berbeda dari konsep girlgroup lainnya.

7. Penulis Jurnal : 

Hasbullah Dan Risyaf Kudus Pranasa, Aulia Annisa.

Judul Jurnal :

Analisis makna tanda pada poster cover lagu serta film perahu kertas

Halaman Jurnal :

1-8 Halaman

 Tujuan :

Perahu Kertas merupakan film yang adaptasi dari novel karya Dewi Lestari dengan genre romansa remaja. Hubungan antara teks dengan karya film merupakan usaha dalam membentuk intertekstulitas. Menurut Eris Firmayatni, bahwa hubungan interteks tersebut dapat dilihat dari berbagai jenis, misalnya cerpen dengan lukisan, puisi dengan patung, novel dengan film, dan sebagainya [2]. Hubungan teks tersebut menumbuhkan makna-makna yang secara visual menimbulkan makna baru. Makna baru muncul bukan hanya dari segi film yang diadaptasi, namun juga dari segi media promosi yang menampilkan identitas yang tak lepas dari tema besar dalam sebuah film. Media promosi seperti poster film menyampaikan tugasnya sebagai penyampaian pesan secara umum dalam sebuah film. Poster film merupakan media komunikasi visual yang bisa menyampaikan informasi kepada calon penonton tentang gambaran umum dari suatu film [3][4]. Tujuannya untuk menarik perhatian khalayak agar menyaksikan film tersebut [4]. Penyampaian informasi tentang film melalui media poster menciptakan makna baru yang bermunculan.

Poster film menarik perhatian bagi khalayak yang ingin menonto film yang diiklankan atau di promosikan. Poster di buatkan sebagai upaya untuk mendapatkan respon positif dari masyarakat, sebuah film yang akan ditayangkan tentu saja melakukan berbagai bentuk kegiatan promosi. Kegitan promosi film melalui media poster sengat penting dibuat untuk mendampingi film. Poster film merupakan bagian penting dalam proses penyebarluasan film. Industri film memanfaatkan poster untuk mempopulerkan film-film dan penyebarluasan film[5]. Industri film yang dipopulerkan melalaui media promosi seperti poster sangat penting dikaji, terutama dari segi maknanya agar mampu menganalisi komunikasi atau maksud pesan yang ingin disampaikan.

Metode :

Penelitian ini menggunakan metode observasi dan studi Pustaka dengan penyajian data kualitatif deskriptif.. Penelitian ini merupakan penelitian kategori observasi terus-terang atau tersamar. Hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan [11]. Kategori penelitian ini didukung oleh sumber Pustaka yang dikumpulkan melalui buku dan jurnal. Data dianalisis dengan berlandasan teori Semiotika Charles Sander Pierce yang menekankan pada ikon, indek dan simbol. Akan tetapi, dalam bahasan lebih mengarah pada Ikon, Indeks dan Simbol yang mempresentasikan makna. Tahapan dalam penelitian ini adalah Pertama melakukan pengamatan atau observasi terhadap poster Film Perahu Kertas; Kedua reduksi data tentang  ikon Indeks dan simbol yang ada dalam poster; ketiga melakukan analisis tentang kesesuai bentuk ikon, simbol dan maknanya yang direpresentasikan oleh media poster Film Perahu Kertas; keempat penarikan kesimpulan.: observasi dan studi Pustaka, reduksi data  1. ikon, 2. simbol  3. indeks, 4. analisis, 5 penarikan kesimpulan.

Hasil Analisis :

Hasil obsevasi atau analisis melalui media poster lagu juga film dari “ Perahu Kertas “ karya maudy ayunda ini maka dapat di tampilkan bahwa di dalam poster tersebut terdapat ikon dan simbol yang mempresentasikan makna. Dalam hal lain film Perahu Kertas ini juga menjadi representasi dari hal yang kerap terjadi di masyarakat secara luas, secara keseluruhan film ini membahas tentang kasih saying atau percintaan remaja narasai – narasi yang memang sering ditemui dalam kehidupan sehari – hari dan dibalik itu semua tentunya ada hal lain yang menjadi sorotan seperti pemilihan para pemainya, soundtrack film, dan poster atau visual yang ditampilkan. Mulai dari pemilihan warna poster, animasi – animasi yang disajikan dalam poster, bentuk font, typografi dan elemen – elemen lain yang menarik untuk kita cermati data ikon, indeks dan Simbol yang ada pada visual Poster Film Perahu kertas dapat jabarkan melalui rangkuman di atas Origami Perahu Kertas merupakan Point of Interest dari poster film Perahu Kertas di atas.ikon empat gambar manusia sebagai gambaran tokoh yang berpesan dalam film Perahu Kertas. Simbol warna merah yang mengkomunikasi keberanian dan semangat dan indeks awan dan tanda love mengindikasikan harapan atau mimpi tentang cinta.

Kesimpulan :

Desain poster yang dipublish juga memiliki daya Tarik tersendiri karna poster tersebut adalah  gambar gabungan seperti puzzle dan mudah untuk dipahami. Dalam menarik perhatian audiens dibutuhkan perhatian dalam keindahan dengan mengandung pesan yang unik dan menarik di dalamnya. Berdasarkan poster film Perahu Kertas membentuk makna yang menjadi inti pesan yang ingin diharapkan oleh sutradara bahwa film ini.

8. Penulis Jurnal : 

Lu’lu’atul Mardiyah, Siswanto PHM, Setia Naka Andrian.

Judul Jurnal : 

Semiotika dalam poster album MONOKROM karya tulus

Halaman Jurnal : 

1 – 19 Halaman

Tujuan :

Tujuan utama dari analiis poster ini ingin menyampaiakna sebuah pesan yang tersirat pada makna poster di album monokrom karya tulus ini, bisa di simpulkan adanya sebuah latar belakang warna biru serta font warna hitam menggunakan huruf sans serif juga sebuah ornament visual seperti art dari penyanyinya, karena banyak sekali penikmat maupun penggemarnya merasa kebingunggan juga belum mengetahui arti dari setiap maknanya, jadi tujuannya yang sangat jelas yaitu untuk menyampaiakan pesan visual di dalam rancangannya.

Metode :

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimanakah aspek penanda, petanda, dan signifikasi dalam lirik lagu album Monokrom karya Tulus. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Penelitian ini mencari data yaitu menganalisis penanda, petanda, dan aspek signifikasi yang terdapat dalam lirik lagu album Monokrom karya Tulus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi nonpartisipan dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan metode padan intralingual dan metode padan ektralingual. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik informal, yaitu teknik perumusan dengan menggunakan kata-kata. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan penanda (signifier) berupa lirik lagu dan akhiran kata yang terdapat pada setiap bait lirik lagu. Petanda (signified) berupa nilai motivasi dalam setiap lagu, dan aspek signifikasi berupa nilai cinta berupa rasa kecewa, rasa jatuh cinta, rasa kasih sayang, nilai optimisme berupa rasa pantang menyerah, rasa semangat bekerja keras, menghargai dan menghormati hak-hak orang lain, serta menghargai dan menghormati penilaian orang lain.


Hasil Analisis : 

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan tanda yang berupa: penanda (signifier), Petanda (signified), dan aspek Aspek Signifikasi. Tanda dalam lirik lagu album Monokrom karya Tulus berupa penanda (signifier) meliputi setiap lirik lagu yang terdapat pada album Monokrom karya Tulus. Petanda (signified) meliputi tentang arti tanda berupa arti setiap lirik lagu pada album Monokrom kaya Tulus. Serta aspek AspekSignifikasi yang terdapat pada penelitian ini meliputi hubungan penanda (signifier) dan petanda (signified) yang dikaitkan dengan realitas sosial lagu tersebut di antaranya tanda pada lirik lagu tersebut memiliki makna tentang nilai motivasi kepada orang lain, nilai optimisme, dan nilai cinta kepada seseorang.

Kesimpulan : 

Berdasarkan hasil analisis semiotika lirik lagu dalam album Monokrom karya Tulus, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 

1. Penanda (signifier) yang ditemukan pada penelitian ini penanda berupa lirik lagu “Manusia Kuat”, lirik lagu “Pamit”, lirik lagu “Tukar Jiwa”, lirik lagu “Ruang Sendiri”, lirik lagu “Cahaya”, lirik lagu “Tergila-gila”, lirik lagu “Langit Abu-abu”, lirik lagu “Mahakarya”, lirik lagu “Lekas”, dan lirik lagu “Monokrom”. Penanda tersebut berupa akhiran kata yang terdapat pada setiap bait lirik lagu, seperti akhiran kata pada bait pertama lirik lagu “Manusia Kuat” berupa akhiran kata u,u,u,u, dan akhiran kata pada bait pertama lirik lagu “Pamit” berupa akhiran kata ar,a,am,a.

 2. Petanda (signified) yang ditemukan pada penelitian ini adalah nilai motivasi dalam setiap lagu. Nilai motivasi tersebut mengandung nilai cinta terdapat pada lagu “Monokrom”, “Pamit”, “Cahaya”,  Tergila-gila”, dan “Langit Abu-abu”. Nilai optimisme terdapat pada lagu “Manusia Kuat”, “Mahakarya”, dan “Lekas”. Dan nilai empati pada lagu “Tukar Jiwa” dan “Ruang Sendiri”.

9. Penulis Jurnal :

Alfathan Putut Panggiring 

Oktaviana Purnamasari

Judul Jurnal :

Makna sampul album " MISTERIA " grup musik goodnight electric dengan menggunakan sebuah 

( ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES )

Halaman : 1 - 6 Halaman 

Tujuan : 

Mengidentifikasi dan mengetahui makna denotasi dari tanda-tanda yang terlihat pada sampul album misteria grup musik Goodnight Electric.

Mengetahui makna konotasi dalam sampul album Goodnight Electric yang terkandung dalam sampul album misteria grup musik Goodnight Electric.

Mencari tahu mitos dari tanda-tanda yang ada pada sampul album misteria grup musik Goodnight Electric.

Metode : 

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menghasilkan penelitian dalam bentuk deskriptif atau nantinya akan menghasilkan uraian dan penjelasan yang kritis dan komprehensif mengenai sebuah objek yang diteliti. Penelitian menggunakan metode semiotika atau semiologi yang menganalisis berbagai hal yang memiliki makna dibaliknya. Persoalan-persoalan yang menjadi fokus kajian ini erat kaitannya dengan tanda, simbol, makna denotasi, makna konotasi dan mitos. Kemudian yang akan menjadi objek penelitian adalah sampul album “misteria” grup musik Goodnight Electric. Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah grup musik Goodnight Electric dan pengamat musik indie

Hasil Analisis :

Makna Denotasi Sampul Album Misteria Penelitian yang dilakukan pada sampul Album Misteria dengan membagi lima objek penelitian yaitu: 1. Logo Pada Album Misteria 2. Foto Personil Goodnight Electric 3. Kata Misteria 4. Warna Latar Sampul Album 5. Garis Gelombang, maka peneliti mendapatkan makna denotasi dari sampul Album Misteria yaitu, dengan Album Misteria sebagai album pembeda dari album lainnya, grup musik Goodnight Electric memperlihatkan elemen-elemen desain pada sampul album yang lebih berwarna dan menggunakan konsep karya seni visual yang abstrak. Dengan menggunakan elemen-elemen desain yang memiliki nuansa penuh misteri, Goodnight Electric memberikan sinyal untuk menunjukan kondisi grup musik Goodnight Electric saat ini yang kembali hadir di dunia musik indie Indonesia dengan wajah musik yang baru. “Gua buat kesan misteri yang punya rasa optimis buat cari tau apa yang ada dibalik misterinya itu.” (Wawancara dengan Henry Irawan, 17 September 2021). Berdsarkan kutipan wawancara diatas, dapat dilihat kesan misteri yang di bangun oleh Goodnight Electric selain dari materi lagu-lagunya, mereka juga menguatkan kesan misteri dari elemen-elemen desain serta warna-warna yang mereka gunakan.

KESIMPULAN : 

Makna Denotasi

Makna yang terdapat pada sampul Album Misteria secara denotasi yaitu grup musik Goodnight Electric menggunakan logo berbentuk pohon dengan warna indigo dan oranye yang kuat serta terlihat jelas. Pada sampulnya GE juga melihatkan foto para personilnya dengan kesan samar berwarna indigo dan hitam. Kata misteria dengan warna oranye yang tersusun baris memanjang. Goodnight Electric menggunakan warna krem pada bagian latar sampul Album Misteria dan juga memberikan elemen garis yang berbentuk gelombang di bagian belakang sampulnya.

Makna Konotasi

Dapat disimpulkan juga secara konotasi makna yang ada pada sampul Album Misteria yaitu, grup musik Goodnight Electric dengan personil barunya dapat meningkatkan kreatifitas, ide-ide inovatif dan semangat satu sama lain serta rasa optimis dalam menciptakan karya musik yang dipimpin oleh Henry Irawan sebagai ujung tombak grup musik Goodnight Electric, sebagaimana pada Objek penelitian ke- 1 Logo pada Album Misteria dan Objek penelitian ke- 2 Foto personilGoodnight Electric. Grup musik ini tidak patah semangat untuk terus berupaya hadir dalam dunia musik indie dengan karya-karya musik yang berkembang dan mempunyai warna musik yang lebih hidup, serta mengikuti selera musik era saat ini sehingga dapat diterima kehadirannya oleh para penggemar Goodnight Electric dan penikmat musik indie dengan ditunjukan pada Objek penelitian ke- 4 Warna latar sampul album dan Objek penelitian ke- 5 Garis gelombang.

Mitos

Sedangkan kesimpulan makna yang dapat diambil dari tataran mitos yaitu pada Objek penelitian ke- 5 Garis gelombang. Sejak awal karir Goodnight Electric konsisten dengan aliran musik elektronik pop, tetapi dalam Album Misteria mereka menghidupkan warna musiknya melalui kolaborasi aliran musik elektronik pop dengan psychedelic. Aliran musik psychedelic mempunyai nilai cukup negatif karena penggunaan obat-obatan terlarang oleh musisinya dalam melakukan eksplorasi musik di awal kemunculan aliran tersebut. Namun, Goodnight Electric mengambil sisi positif dari musik psychedelic yaitu melihat pada warna serta komposisi musiknya yang sangat mendukung konsep dari Album Misteria, sehingga mendapatkan musik yang menarik untuk dinikmati.

10. Penulis Jurnal :

 Mohammad Syafei

Judul Jurnal :

Analisis dan interplementasi poster lagu yang berjudul " GRAVITY “  karya john mayer.

Halaman Jurnal : 

1 - 21 Halaman 

Tujuan  : 

Dengan mengacu pada permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. mengetahui bentuk makna dari poster Gravity. 2. mengetahui interpretasi khalayak kepada para audiance gravity. yang dapat di jabarkan dalam artian  karena jika di lihat biasa saja tanpa di adakan sebuah proses analisis orang awam dan penggemar tidak mengetahui betul itu makna yang terkait, Interpretasi atau sering disebut juga dengan penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih orang yang tidak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. jika suatu objek karya seni cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri.

Metode : 

Pada metode ini mengungkap satu  musisi Blues modern yang menarik perhatian penulis yaitu John Mayer. Pria yang mempunyai nama lengkap John Clayton Mayer ini lahir di Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat pada tanggal 16 Oktober 1977. Dia adalah seorang musisi multitalenta sekaligus sebagai seorang penyanyi, gitaris, penulis lagu dan juga seorang produser musik. Hal lain yang juga menarik dari John Mayer adalah sejak dari tahun 2003 sampai tahun 2013, John Mayer telah memenangkan tujuh penghargaan Grammy Awards dari sembilan belas nominasi. Salah satu penghargaan Grammy Awards yang diraih oleh John Mayer adalah sebagai Best Male Rock Vocal Performance pada poster lagu ini. 

 Hasil Analisis :



Hasil pemamparan dari di atas bisa di katakan bahwa adannya sebuah keseimbangan antara warna font dan latar belakang juga desain tata letaknya yang bagus, tetapi adanya di sebuah font nyambung yang menurut saya sangatlah kesaru jika di baca, seharusnya seorang perancang cover album ini harus banyak melihat sebuah referensi tulisan dari berbagai sumber, font yang pakai pada jenis sans serif, dan juga seharusnya label merek di sematkan pada atas agar memudahkan para penikmatanya.

Kesimpulan :

Kesimpulan dari analisis sebuah poster dari john mayer yaitu sebau band beraliran genre blues yang di padukan dengan rock pop blues kebangsaan amerika serikat ini sejak 2015, Studi ini membahas interpretasi penyajian lagu Gravity karya John Mayer. Karya Mayer tersebut ditampilkan oleh penulis sebagai bagian dari program resital Pop-Jazz. Metode yang diterapkan dalam studi ini adalah metode musikologis dengan pendekatan interpretasi pertunjukkan, yang meliputi pelatihan, penyajian, analisis musik, dan desain poster tersebut. Kesimpulan dari hasil analisis studi ini ialah lagu Gravity karya mayer menggunakan bentuk tiga bagian yang sederhana (AABA), lirik tidak mengekspresikan arti yang sesungguhnya melainkan bersifat simbolik dengan pemahaman ganda.

11. Penulis Jurnal : 

Mohammad Alfan abdul rohman, hariyanto Dan Abdul rahman prasetyo

Judul Jurnal :

Analisis visual desain poster dan cover album dosa, kota, dan kenangan band silampukau

Halaman Jurnal : 

1 - 13 Halaman 

Tujuan : 

Dalam distribusi karya musik baik major maupun indie, dibutuhkan komunikasi pemasaran yang baik. Komunikasi pemasaran bertujuan untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan publik untuk bisa menerima, membeli, dan setia terhadap produk yang ditawarkan (Cahyo, 2018). Komunikasi pemasaran dalam distribusi karya musik dilihat dalam desain grafis atau identitas visualnya pada cover album, feed media sosial, merchandise, setting panggung, dan sebagainya. Desain grafis berperan dalam mempromosikan karya musik dan mendapatkan perhatian dari publik (Pangestu & Islam, 2020).

Metode :

Pada peneliti ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil analisis data disajikan dengan uraian deskriptif mengenai cover album Dosa, Kota, dan Kenangan. Penelitian kualitatif juga dapat disebut metode penelitian naturalistik karena penelitian dilakukan dalam kondisi alamiah (natural setting), objek yang berkembang apa adanya, tidak dapat dimanipulasi peneliti, dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi objek ter-sebut. Di dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono, 2017), meliputi : pengumpulan data, kondensi data, penyajian data, kesimpulan / penarikan data atau verifikasi.

Hasil Analisis :

Identifikasi Visual Analisis cover album Dosa, Kota, dan Kenangan dari band Silampukau dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk visual yang ada di dalam cover-nya. Masing-masing bentuk visual dianalisis satu per satu dan dijabarkan elemen-elemen pembentuknya, seperti warna, tipografi, atau proporsi. Hasil identifikasi sebagai berikut :

Logo band Silampukau dengan komposisi seperti gunung dengan menggunakan jenis tipografi custom. Terdapat logogram dua Burung Kepodang.

Objek langit yang juga berfungsi sebagai white space karena memiliki warna yang paling cerah di antara objek yang lain.

Gambar gedung tua dengan proporsi paling besar dibandingkan dengan objek lainnya.

Pedagang keliling, anak anak bermain bola di jalanan, pejalan kaki, dan pengendara sepeda.

Corak atau tekstur dari hasil cukil/ woodcut tampak dengan jelas. 2. Menggunakan warna coklat, abu abu, hitam, biru, dan putih.

Kesimpulan : 

Analisis visual dari cover album Silampukau Dosa, Kota, dan Kenangan bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur visual yang digunakan di dalamnya. Analisis meliputi ilustrasi, warna, tipografi, dan layout. Pembuatan ilustrasi cover album menggunakan tek-nik cukil atau woodcut. Cukil memberikan karakter goresan tersendiri bagi ilustrasi yang sulit didapatkan dengan menggunakan teknik lain. Pemilihan warna cover menggunakan kombinasi warna close value yang menimbul-kan kesan sederhana. Kombinasi warna yang dipilih memiliki tujuan untuk memperkuat latar waktu dalam ilustrasi. Jenis font yang digunakan berbeda untuk dua unsur tipografi di dalam desain cover. Font custom untuk logo Silampukau dan font Kessel 105 untuk judul album. Meski menggunakan jenis font yang berbeda, tetapi kombinasi dari keduanya terlihat serasi karena membawa kesan vintage yang juga memperkuat konsep ilustrasinya. Penyusunan layout atau tata letak desain cover album “Dosa, Kota dan Kenangan” me-menuhi beberapa prinsip desain: unity, rhythm, penekanan, balance, proporsi, simplicity, dan clarity. Prinsip-prinsip desain yang digunakan tersebut menjadikan desain cover album mampu menyampaikan pesan dengan jelas, sekaligus memberikan estetika secara visual. Cover album “Dosa, Kota dan Kenangan” menjadi pendukung materi lagu yang terdapat di dalamnya karena kesesuaian desain dengan tema lagu yang diangkat.

12. Penulis Jurnal : 

Patrick Victor

Judul Jurnal :

 Analisis semiotika desain cover album " BLACK MARKET LOVE "

dari BAND SUPERMAN IS DEAD

Halaman Jurnal : 

1-20 Halaman

Tujuan :

Tujuan dalam penelitian ini peneliti memfokuskan masalah pada pemaknaan cover album dari band " Superman Is Dead "yang menggunakan analisis semiotika analisis semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia artinya semua yang hadir dalam kehidupan kita dapat dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna penelitian ini berjudul analisis semiotika desain cover album “ Black Market Love ” dari band Superman Is Dead tujuan peneliti mengangkat judul tersebut Karena menurut peneliti album tersebut mempunyai sebuah konsep cover album yang cukup simpel namun kreatif sehingga mampu menarik perhatian khalayak sasarannya apalagi di tambah dengan kenyataan bahwa Superman is Dead ini termasuk salah satu band punk yang menurut peneliti cukup beruntung karena mampu mensetarakan band nya,dengan band - band lain yang note benenya bukan berasal dari genre yang sama,tapi mampu masuk dalam major label dan menurut peneliti itu suatu pencapaian yang luar biasa.Karena biasanya band - band punk itu sangat susah untuk masuk dalam major label entah karena alasan apa,tapi disini Superman is Dead mampu mementahkan itu semua. Dalam penelitian ini peneliti memakai model dari Roland Barthes, dengan teori semiotika atau semiotika Roland Barthes yang mengacu pada Sausure dengan menyelidiki hubungan antara penanda dan petanda pada sebuah tanda. hubungan penanda dan petanda ini bukanlah equality ( menandakan kesamaan kedudukan ), tetapi equivalen ( hubungan atau korelasi ) bukannya yang satu kemudian membawa pada yang lain, tetapi korelasilah yang menyatukan keduanya.

Metode :

Dalam menganalisis tanda yang terdapat dalam ilustrasi cover album ”Black Market Love”, peneliti menggunakan Semiologi Roland Barthes, sehingga dapat diketahui makna apa yang ingin disampaikan melalui cover tersebut peneliti menggunakan elemen-elemen yang terdapat dalam signifikasi Roland Barthes antara lain denotasi dan konotasi untuk menemukan makna dibalik cover ini yang kemudian akan dikaitkan dengan mitos apa yang terkait dengan pemberitaan di dalam majalah tersebut album Black Market love yang dirilis sekitar tahun 2006 ini merupakan album ke 6 dari band punk asal Bali tersebut. Di dalam cover tersebut terdapat tulisan Superman Is Dead menggunakan font besar, gambar tengkorak berkumis bewarna emas dengan mata tertutup sebelah dan 2 buah kunci dengan posisi menyilang, serta tulisan kecil di bagian bawah gambar yang bertuliskan judul album tersebut yaitu Black Market Love dengan warna putih di tulisan Love background hitam pekat yang dipakai dalam cover album tersebut. Dalam penampilan atau ilustrasi penggambaran desain cover ini ingin menggambarkan bahwa suatu keadaan terpuruk bagi seseorang atau kalangan yang sangat amat merindukan keadaan yang normal atau stabil dengan adanya suatu perbaikan dari suatu kaum yang dianggap sebelah mata oleh masyarakat luas.

Hasil Analisis : 

Riset hasil peneliti memilih cover album Black Market Love, Superman is Dead sebagai objek penelitian. karena menurut peneliti album tersebut mempunyai sebuah konsep cover album yang cukup simple namun kreatif sehingga mampu menarik perhatian khalayak sasarannya.Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa Superman is Dead ini termasuk salah satu band punk yang menurut peneliti cukup beruntung karena mampu mensetarakan band nya,dengan band-band lain yang notebene-nya bukan berasal dari genre yang sama, tetapi mampu masuk dalam major label,dan menurut peneliti itu suatu pencapaian yang luar biasa.Karena biasanya band-band punk itu sangat susah untuk masuk dalam major label entah karena alasan apa, tetapi disini Superman is Dead mampu mementahkan itu semua.

Akan tetapi lebih memperjelas dan lebih spesifik lagi, sehingga membantu peneliti mengarahkan ke sasaran penelitian. Cover album Black Market Love dari band punk asal Bali ini akan menjadi obyek yang cukup menarik untuk diteliti. Penelitian ini juga berfokus pada proses kreatif dan landasan pemikiran dari pembuatan serta makna dari gambar dan warna yang dipakai dalam cover album tersebut. Di dalam analisis ini peneliti mencoba menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dengan paradigma konstruktivisme.

Mengkaji masalah pemaknaan simbol-simbol yang terdapat di dalam sebuah kemasan suatu produk. Dan dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian yang menggunakan metode analisis yang sama. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori semiologi Roland Barthes, Teori Pemaknaan Warna, Teori Tipografi, dan Mitos, sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah Metode Kualitatif yang bersifat Deskriptif.

Kesimpulan : 

Pemaknaan denotasi pada kalimat Black Market Love atau bila diartikan secara bahasa Indonesia adalah Cinta Pasar Gelap, adalah makna yang sebenarnya, sebagaimana tujuan pemaknaan secara denotasi itu sendiri. Tulisan Superman Is Dead berwarna kuning keemasan. sedangkan pada tulisan Black Market menggunakan warna kuning keemasan, dan pada tulisan Love menggunakan warna putih. dari konsep karakter ini menggambarkan tentang konsep album sebuah Band yang memiliki genre rock, yang digambarkan dengan tengkorak dengan kunci yang bersilangan di bawahnya, karena gambar tengkorak dan kunci yang bersilangan berada di posisi tengah makna konotasi pada cover album tersebut menandakan seakan tidak adanya lagi orang yang dianggap sempurna yang terdapat pada tulisan Superman Is Dead, kondisi tersebut mengakibatkan adanya pemberontakan suatu golongan atau seseorang yang terdapat pada gambar tengkorak dengan kunci yang bersilangan, dimana orang tersebut mencintai sesuatu yang dianggap negatif bagi orang lain, yang terdapat pada tulisan Black Market Love dalam penampilan atau ilustrasi penggambaran desain cover ini ingin menggambarkan bahwa suatu keadaan terpuruk bagi seseorang atau kalangan dan sangat amat merindukan keadaan yang normal atau stabil dengan adanya suatu perbaikan dari suatu kaum yang dianggap sebelah mata oleh masyarakat luas.

13. Penulis Jurnal : 

Siti almera zein

Judul Jurnal : 

Analisis Semiotika Cover Album “Rage Against The Machine” dari 

Band Rage Against The Machine

Halaman Jurnal : 

1 - 15 Halaman

Tujuan :

Salah satu band yang sangat kontras dalam menyampaikan suatu pesan lewat cover album dalam rekamannya ialah Rage Against The Machine (selanjutnya RATM), melalui album rekaman pertamanya “Rage Against the Machine”. Dialnsir dari Pitchfork media, debut RATM ialah aliran Funk, Rap dan Rock yang sangat radikal yang berasal dari Los Angeles, California. Dalam muatan karyanya, RATM menjadi band yang sangat penting bagi aktivisme dan menjadi pengaruh bagaimana bertahan menjadi oposisi (Currin, 2017).

Salah satu band yang sangat kontras dalam menyampaikan suatu pesan lewat cover album dalam rekamannya ialah Rage Against The Machine (selanjutnya RATM), melalui album rekaman pertamanya “Rage Against the Machine”. Dialnsir dari Pitchfork media, debut RATM ialah aliran Funk, Rap dan Rock yang sangat radikal yang berasal dari Los Angeles, California. Dalam muatan karyanya, RATM menjadi band yang sangat penting bagi aktivisme dan menjadi pengaruh bagaimana bertahan menjadi oposisi (Currin, 2017).

Berdasarkan uraian diatas, lantas timbul alasan kenapa cover album “Rage Against the Machine” milik RATM dijadikan objek analisis. Analisis cover album RATM ini menggunakan teori Rolland Barthes. Analisis cover album ini bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang berada didalam tampilan visual cover album tersebut. Pemaknaan yang dimaksud ialah pemaknaan terhadap gambar, typography, warna dalam cover album tersebut, sehingga rumusan masalah yang akan di analisis ialah bagaimana hubungan antara petanda dan penanda dalam visualisasi cover album “Rage Against the Machine” dari band RATM. Sedangkan tujuan dari analisis ini ialah untuk mengetahui hubungan petanda dan penanda di dalamnya. visualisasi cover album “Rage Against the Machine” dari band RATM.

Metode : 

Rolland Barthes adalah seorang filsuf, kritikus sastra, dan ahli semiotik. Semiotika Rolland Barthes merupakan kelanjutan dari semiotika Ferdinand de Saussure. Elemen-elemen semiotika. Berikut merupakan bagan teori semiotika Rolland Barthes secara sederhana 



Pada layer pertama merupakan aspek linguistik seperti apa yang telah dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure, yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda) yang keduanya merupakan satu lingkup yang sama dari sign. Sedangkan layer kedua dan selanjutnya merupakan tujuan dari semiotika Rolland Barthes mengenai mitos. Layer kedua dan seterusnya ini merupakan kelanjutan dari signifier (penanda) dan signified (petanda) pada layer pertama, namun seperti yang terlihat dari bagan diatas, tanda panah menunjukan bahwa ia merupakan mitos. Dalam pemikiran semiotika Barthes, terdapat dua proses signifikansi yaitu yaitu pada tanda denotatif dan konotatif. Denotatif berada pada layer pertama, sedangkan konotatif berada pada layer kedua dan seterusnya.

Secara umum, mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, denotasi diartikan sebagai makna kata atau kelompok yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Sedangkan konotatif diartikan sebagai kata yang mempunyai makna lain di baliknya atau sesuatu makna yang berkaitan dengan sebuah kata.

Hasil Analisis :                                                        Gambar 1

                 
 
           Gambar 2

             


Album “Rage Against the Machine” merupakan album perdana dari band RATM. Album ini dirilis pada tahun 1992 tanpa label rekaman dan berhasil terjual 5 ribu kopi lebih. Seperti yang terlihat pada gambar 1. Namun, seiring berjalannya waktu karena RATM sudah mulai dikenal oleh khalayak ramai, RATM melakukan kontrak dengan label rekaman indiependent yaitu Epic Record yang berada dibawah naungan Sony Entertainment. Seperti yang terlihat pada gambar 2. Kedua cover album tersebut tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh, hanya saja pada gambar 2, tidak terdapat typography dan foto yang di-zoom out. Analisis ini akan terfokus pada gambar 1, namun untuk tambahan analisis secara lebih luas dan jelas akan menggunakan gambar 2.

Kesimpulan  : 

Cover album dalam suatu demo rekaman band, memiliki peranan yang cukup penting. Bagaimana tidak, pada saat pertama kali membeli album rekaman, pembeli akan langsung tertuju pada cover album rekaman tersebut. Tanda-tanda yang dimunculkan dari cover album tersebut, secara tidak langsung merepresentasikan isi dari materi-materi demo rekaman yang ada didalamnya. Atau dengan kata lain, bahasa-bahasa yang ingin disampaikan oleh suatu band akan tersampaikan secara gamblang melalui visualisasi cover album.

RATM melalui album “Rage Against the Machine” mendapat kritikan yang sangat bagus dari para kritikus musik, salah satunya berkat menggunakan foto seorang biksu yang melakukan aksi membakar diri. Selain sebagai daya tarik konsumen, cover album RATM ini menyimbolkan suatu bentuk perlawanan, artinya ada semacam totalitas dan idealisme yang dihadirkan olehnya, sehingga ideologi yang dibawakan oleh RATM tersemat kepada para pendengar. Para pendengar RATM— terutama album “Rage Against the Machine”—akan mendapatkan suatu pantikan yang sangat menggebu-gebu untuk melawan segala macam bentuk ketimpangan sosial, rasisme, perlawanan terhadap kapitalisme, dan perlawanan terhadap tirani.


14. Penulis Jurnal : 

Fahmi Abdullah1 ,  Agus Rahmat Mulyana

Judul Jurnal :

Analisis Identitas Visual Cover Album Ombak Banyu Asmara Band Indie The Panturas 

Halaman Jurnal :

1 - 9 Halaman

Tujuan :

Penelitian ini memusatkan perhatian pada analisis identitas visual dari sampul album "Ombak Banyu Asmara" oleh band indie The Panturas. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, sebagaimana dijelaskan oleh Creswell (2014), yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keunikan dari pengaruh sosial yang tidak dapat diukur atau digambarkan melalui penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini mencakup pengamatan, analisis konten, etnografi, dan pendekatan lainnya,  Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis visual, yang merupakan suatu metode untuk menganalisis dan menginterpretasi karya visual (Soewardikoen, 2019). Proses interpretasi karya visual melibatkan tahapan-tahapan yang masuk akal. Terdapat empat tahapan dalam analisis visual (Edmund dalam Soewardikoen, 2019): · Deskripsi: Pada tahapan ini, peneliti mengidentifikasi unsur-unsur visual yang terlihat, seperti warna, ilustrasi, tipografi, dan tata letak. Unsur-unsur visual ini dijelaskan secara objektif. · Analisis: Pada tahapan ini, hubungan antara unsur-unsur visual yang ada diamati dan dianalisis. · Interpretasi: Setelah tahapan analisis menggambarkan hubungan antara unsur-unsur visual, tahapan ini berfokus pada simbol dan makna metafora yang terkandung dalam karya visual. · Penilaian: Pada tahapan ini, peneliti melakukan penilaian terhadap visualisasi secara keseluruhan dan kualitas pesan yang disampaikan oleh karya tersebut.

Metode :

Pada metode analisis poster cover album the panturas ini menggunakan sebuah teori dari ronald bartenders yang dapat di artikan suatu metode analisis visual untuk mengkaji aspek visual yang terdapat dalam desain cover album 'Ombak Banyu Asmara'. Analisis visual dilakukan melalui empat tahap yang dijelaskan oleh Soewardikoen (2019), yaitu deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Keempat tahap ini diperlukan untuk mendapatkan interpretasi analisis visual yang komprehensif. Dalam analisis ini, elemen-elemen visual dijelaskan pada tahap deskripsi, prinsip desain yang digunakan dianalisis pada tahap analisis, dan hasilnya kemudian diinterpretasikan dan dinilai. Berikut adalah hasil analisis dari setiap tahapan analisis visual tersebut.

Hasil Analisis : 

Penelitian ini menggunakan metode analisis visual untuk mengkaji aspek visual yang terdapat dalam desain cover album 'Ombak Banyu Asmara'. Analisis visual dilakukan melalui empat tahap yang dijelaskan oleh Soewardikoen (2019), yaitu deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Keempat tahap ini diperlukan untuk mendapatkan interpretasi analisis visual yang komprehensif. Dalam analisis ini, elemen-elemen visual dijelaskan pada tahap deskripsi, prinsip desain yang digunakan dianalisis pada tahap analisis, dan hasilnya kemudian diinterpretasikan dan dinilai. Berikut adalah hasil analisis dari setiap tahapan analisis visual tersebut.

Pada tahap ini peneliti mengkaji elemen desain secara denotatif di dalam sampul album ‘Ombak Banyu Asmara’, berikut adalah tampilan dari objek penelitian :


Gambar 1:  Desain sampul album rekaman Band The Panturas ‘Ombak Banyu Asmara

Secara visual desain sampul album rekaman The Panturas ‘Ombak Banyu Asmara’ berbeda dibanding desain sampul album rekaman band The Panturas sebelumnya mulai dari konsep, gaya fotografi hingga warna album rekaman ‘Ombak Banyu Asmara’ menghadirkan konsep yang bernuansa laut yang terdapat beberapa gambar yaitu kapal, gunung, air laut, serta beberapa gambar hewan dan manusia dengan warna yang cerah namun lembut dan di tambah dengan logo dari band The Panturas yang terletak disebelah kiri atas yang diikuti dengan nama dari album tersebut.

Warna Pada cover album ini, warna yang digunakan sangat beragam dan disesuaikan dengan objek gambar yang terdapat di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan dengan akurat elemen-elemen yang ada, seperti air laut yang berwarna biru, gambar gunung yang berwarna coklat, dan pakaian seperti batik berwarna cerah yang menggambarkan masyarakat asli dari Indonesia. Dalam konteks psikologi warna, penggunaan warna dalam cover album ini memberikan kesan yang lembut dan menarik bagi para penonton. Dominasi warna biru yang menggambarkan suasana laut menciptakan keterkaitan yang kuat dengan nama album yang telah dirilis oleh band The Panturas, yaitu 'Ombak Banyu Asmara'. 

Tipografi Tulisan yang digunakan dalam album ini menggunkan jenis huruf Catchland untuk menampilkan nama band dengan gaya yang sesuai. Penggunaan jenis huruf ini dipilih dengan sengaja untuk menciptakan suasana yang konsisten dengan tema pantai atau laut yang diusung dalam album tersebut. Catchland adalah jenis huruf yang memiliki ciri khas dengan gaya yang santai dan berkesan alami. Garis-garis halus dan lekukannya yang terinspirasi dari unsur alam, seperti ombak dan pasir pantai, memberikan sentuhan visual yang menarik dan menggambarkan semangat kebebasan dan keindahan alam yang terkait erat dengan tema laut. 

Kesimpulan : 

Desain sampul album the panturas dalam album terbarunya ombak launtan asmara' menunjukkan sedikit perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan dengan album sebelumnya mabuk laut. Konsep dan nuansa yang disampaikan dalam album ini memiliki perbedaan dengan tujuan yang mengusung pada ekspedisi pelayaran ombak lautan asmara . Penggunaan tema ini mewakili ekplorasi liar yang di hasilkan the panturas, dengan dukungan dari prinsip-prinsip desain yang diterapkan dengan baik. Penekanan pada foto ombak dan kapal yang berlayar memberikan daya tarik visual dan alur baca yang efektif pada album ini. Pemilihan warna dan tipografi juga disesuaikan dengan tema yang diusung dan merujuk pada referensi yang ingin dicapai, sehingga desain sampul album rekaman the panturas dalam album Ombak Banyu Asmara ini tampil dengan kesan yang garang dan inovatif.


15. Penulis Jurnal : 

Muhammad Chamdan Husein Dan Sumekar Tanjung.

Judul Jurnal : 

Analisis konstruksi dalam cover album “Menari dengan Bayangan” Karya Hindia 

Halaman : 

1 - 13 Halaman

Tujuan :

Pada tujuan tahap ini peneliti menganalisis hubungan antara elemen - elemen desain yang digunakan dalam sampul poster album rekaman " MENARI DENGAN BAYANGAN " karya hindia menerapkan  suatu prinsip desain grafis dengan yang dapat di deskipsikan sebagai kesederhanaan, keseimbangan, kesatuan, penekanan, dan irama. prinsip kesederhanaan dalam desain sampul ini meski terlihat cukup estetik yang di padukan dengan adanya ( ruang kosong ) foto bayangan seorang pasangan sedang menari atau berdansa juga jenis font sangatlah simple.

Metode :

Metode penelitian ini menggunakan analisis semiotika milik Saussure. Menurut Saussure, sebuah tanda memiliki dua sisi (penanda dan petanda atau tanda-wahana dan makna) yang mengusulkan dan mengantisipasi seluruh pengertian korelasional fungsi tanda (Eco, 2009:19). Penanda adalah aspek material tanda yang bersifat sensoris atau dapat diindrai (sensible), dalam bahasa lisan menangkap wujud sebagai citra-bunyi yang berhubungan dengan sebuah konsep (petanda), Petanda merupakan aspek mental dari tanda-tanda, yang biasanya disebut sebagai konsep. Walaupun antara petanda dan penanda tampak sebagai entitas yang berbeda, tapi dua hal tersebut hanya ada sebagai elemen sebuah tanda yang dimana tandalah yang merupakan fakta dasar dari sebuah bahasa (Nurindahsari, 2019:17). Dalam hal ini, makna tersembunyi yang akan digali adalah konstruksi identitas dalam syair lagu tersebut, yakni si penyair lagu. Untuk mengetahui konstruksi identitas si penyair dalam lagu tersebut, penelitian ini menganalisis empat lagu dari 12 lagu dalam album Menari Dengan Bayangan (tabel 2). Lima lagu ini dipilih dengan pertimbangan bahwa lagu-lagu tersebut berusaha secara lebih jelas dalam usahanya mengkonstruksi subjek di tengah dunia hiruk pikuk kapitalisme seperti sekarang. Dengan begitu, identitas subjek yang coba dikonstruksikan mudah dilacak.

Hasil Analisis : 


Di dalam sebuah analisis semiotika ini cover poster album yang terdiri dari empat syair lagu di analisis dalam penelitian ini dengan judul Evakuasi, Jam Makan Siang, Dehidrasi, dan Untuk Apa/Untuk Apa berkisah mengenai pengalaman penyanyi saat ini. Pengalaman-pengalaman itu terutama berhubungan dengan popularitas si penyanyi dan pencipta lagu dan pengalaman atas kehidupan modern yang serba material, menurut hasil dari analisis ini dalam pemilihan gaya desain yang sangatlah simple juga terkesan tidak terlalu ramai bisa di lihat bahwa di situ menceritakan sebuah pasangan jika di artikan bahwasannya makna dari album ini cerita nyata dari baskara putra di kehidupan sehari - harinya mulai dari percintaan, kehidupan, masa lalu , dan masa depan pada text yang di tampilkan juga pemilihan sangatlah sederhana sehingga menyatu dengan rancangan desain cover tersebut.

Kesimpulan :

Kesimpulan dengan adanya penelitian analisis ini pemaknaan terhadap cover album menari dengan bayangan ini dapat memberi kesimpulan bahwa dalam sebuah album yang diciptakan oleh Baskara dalam proyek solonya dengan nama panggung Hindia ini terselipkan identitas Baskara secara personal dimana dia menyampaikannya lewat lagu-lagu dalam album ini yang dapat didengarkan oleh para pendengarnya. Baskara memberi keintiman dan keakraban seakan lagu-lagunya dapat berkomunikasi langsung perihal siapa dirinya sebenarnya dan juga apa yang sedang dia rasakan. Identitas Baskara dapat terlihat dalam album ini setelah dimaknai oleh peneliti menggunakan metode Analisis semiotika milik Ferdinand de Saussure. Adapun aspek identitas yang menonjol adalah adalah keresahan atau kegelisahan. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa konstruksi identitas pribadi seorang Baskara adalah pribadi yang selalu gelisah, kritis dalam melihat sekelilingnya. 


16. Penulis Jurnal :

Yulius Carlo Ariobimo Mangangatung dan Zita Nadia

Judul Jurnal : 

Analisa Visual Desain Sampul Album Rekaman Glenn Fredly: Romansa ke Masa Depan

Analisa Visual Desain Sampul
Album Rekaman Glenn Fredly: Romansa ke Masa Depan

Halaman Jurnal : 

1-7 Halaman

Tujuan : 

Tujuan di adakannya penelitian desain sampul atau cover album yang merupakan medium visual dari musisi kepada audiens. Citra musisi juga dapat terbentuk dari apa yang ada pada desain sampul album tersebut. Penelitian ini secara khusus fokus membahas visual desain sampul album rekaman Glenn Fredly ‘Romansa Ke Masa Depan’ sebagai bahan analisis, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan cara analisis visual. Analisa dilakukan dengan menjabarkan elemen desain dengan prinsip desain yang diterapkan pada sampul album ini, selain itu, analisa juga diperoleh dengan melakukan perbandingan dari visual album terdahulu Glenn Fredly. Penelitian ini bermanfaat untuk mengkaji desain sampul album dengan pendekatan visual yang sesuai dengan kaidah prinsip desain grafis

Desain sampul album rekaman merupakan medium visual dari musisi kepada audiens.
Citra musisi juga dapat terbentuk dari apa yang ada pada desain sampul album tersebut. Penelitian
ini secara khusus fokus membahas visual desain sampul album rekaman Glenn Fredly ‘Romansa
Ke Masa Depan’ sebagai bahan analisis, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif,
dengan cara analisis visual. Analisa dilakukan dengan menjabarkan elemen desain dengan prinsip
desain yang diterapkan pada sampul album ini, selain itu, analisa juga diperoleh dengan
melakukan perbandingan dari visual album terdahulu Glenn Fredly. Penelitian ini bermanfaat
untuk mengkaji desain sampul album dengan pendekatan visual yang sesuai dengan kaidah prinsip
desain grafis

Metode : 

Penelitian ini membahas gaya desain sampul album rekaman Glenn Fredly ‘Romansa Ke Masa Depan’ menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Creswell (2014), adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat diukur atau digambarkan melalui penelitian kuantitatif, baik dari melakukan pengamatan, analisis konten, etnografi dan pendekatan lainnya, Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis visual, sebuah pendekatan untuk menguraikan serta mengintrepretasi sebuah karya visual (Soewardikoen, 2019). Proses interpretasi sebuah karya visual membutuhkan proses dan tahapan yang masuk akal. Terdapat empat tahapan dalam analisa visual (Edmund dalam Soewardikoen, 2019):

Hasil Analisis : 


Pada tahapan ini peneliti mengkaji hubungan antara elemen-elemen desain yang digunakan dalam album ‘Romansa Ke Masa Depan’ dengan menggunakan prinsip desain grafis. Desain sampul album rekaman Glenn Fredly ‘Romansa Ke Masa Depan’ sesuai dengan prinsip desain grafis, yaitu menerapkan kesederhanaan, keseimbangan, kesatuan, penekanan dan irama. Prinsip kesederhanaan dapat dilihat dari komposisi foto dan teks yang terdapat white space (ruang kosong) yang memberikan kesan bersih, lega dan terdapat ruang bernapas untuk penglihatan audiens, 

Kesimpulan : 

Desain sampul album rekaman Glenn Fredly ‘Romansa Ke Masa Depan’ merupakan album terbaru dan terakhir dari Glenn Fredly. Konsep dan nuansa yang disampaikan pada album memiliki perbedaan cukup signifikan dibanding album terdahulunya. Tema ‘80-an yang diangkat menjadikan desain sampul album ini tampil beda dengan dukungan dari prinsip-prinsip desain yang diterapkan pada desain sampul album ini. Dengan penekanan pada foto pohon bakau, menjadikan album ini memiliki daya tarik dan alur baca yang tepat. Pemilihan warna dan tipografi juga disesuaikan dengan tema dan mendekati referensi yang akan dicapai, membuat desain sampul album rekaman Glenn Fredly ‘Romansa Ke Masa Depan’ tampil beda dan inovatif.

17. Penulis Jurnal : 

Baskoro suryo bani indro Dan Kammari putri Indrajaya

Judul Jurnal : 

Analisis Makna Simbolik Dari Cover Album Help The Beatles 

Halaman Jurnal : 

1 - 17 Halaman 

Tujuan : 

Tujuan dari analisis cover album ini memahami tentang suatu keberadaan dari sudut pesan yang di tampilkan juga makna dari desain tersebut, mengingat permasalahan yang di tampilkan makna simbolik yang di identifikasi melalui gaya desain cover pendekatan makna simiotik makna denotatif dan konotatif, penelitian ini di harapkan dapat di pahami juga gambaran tentang pendekatan pesan yang terkandung dalam cover album tersebut, sebagai karya seni juga keselarasan antara tanda visual juga tanda verbal yang mampu menampakan tanda kesatuan yang mengarah ke asosiasi yang benar dan tepat,

Metode : 

untuk mencapai suatu tujuan penelitian di butuhkan metode deskriptif di gunakan untuk memerikasa tanda - tanda dan makna dalam setiap bentuk dari cover album, hasil penelitian karakteristik fisik yang berupa tanda visual dan tanda verbal yang selanjutnya di interaksi dari makana simbolik antar unsur tanda sehingga membentuk satu kesatuan, penelitian ini juga berpijak pada teori simiotik roland bathanders.

Hasil Analisis : 


Album help "Help!" dalah lagu The Beatles yang dijadikan sebagai judul lagu sekaligus film kedua pada tahun 1965 dan juga dijadikan soundtrack-nya. Ketika dirilis sebagai single, lagu tersebut menempati nomor satu tangga lagu selama tiga minggu di Amerika Serikat dan Inggris"Help!" ditulis sebagai ciptaan Lennon-McCartneyJohn Lennon menulis sebagian besar liriknya, tetapi dikembangkan sebagian melodinya oleh Paul McCartney.[1] Di saat interview dengan Playboy tahun 1980, John berkata: "Sebagian lagu Beatles tercipta di luar pemahaman saya. Saya tanpa sadar menangis minta tolong! (Help!), lalu tercipta lagu itu." secara visual lambaian tangan musisi the beatles dalam cover album ini mempunyai makna konotatif penuh harap akan datangnya suatu pertolongan secara denotasi makna inter pada foto the beatles secara interen bermakna sama, gaya di desain yang muncul yaitu litere modern secara visual gaya yang di tampilkan pada cover pster album ini sangatlah necis dari penampilan mereka, dalam interplementasinya dari pemilihan warna juga cup selaras dengan pakaian mereka.

Kesimpulan :

Kesimpulan yang dapat di jelaskan bahwa pada cover album the beatles ini menerapkan sebuah teori semiotika juga denotatif, maupun konotatif yang bersumber dari pokok bahasan tersebut, juga dalam pemilihan suatu warna dan tipografinya sangatlah senada dengan gaya band mereka.


18. Penulis Jurnal : 

Muhammad reynaldi Dan Rizky Dwi Putra 

Judul Jurnal :

Analisis Cover Artwork Dari  Album Gigi Band

Halaman  : 

1 - 1 Halaman 

Tujuan : 

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk menganalisis cover artwork pada album-album utama GIGI Band dengan pendekatan teori desain dan teori lainnya yang berkaitan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah agar dimasa depan semaikn banyak cover artwork yang bisa digarap dengan baik, dengan memperhatikan baik unsur desain, makna, maupun segi sentiment yang hendak ditonjolkan Dimotivasi oleh panjangnya diskografi band GIGI, penelitian ini dibuat untuk menganalisis cover artwork dari keseluruhan catalog mereka. Penelitian ini menggunakan baik teori desain maupun teori lainnya yang berhubungan, dengan harapan hasil dari pembelajaran ini dapat berguna bagi desainer serta pebisnis yang hendak melakukan pekerjaan yang sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menyajikan data deskriptif dari desain cover artwork dan informasinya yang berkesinambungan dengan teori serta literature yang digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk dari analisis dari setiap cover artwork album band GIGI yang masing-masing terdiri dari analisis ketertarikan visual dan tampilan praktis dari setiap karya

Metode : 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana peneliti melakukan analisis berdasarkan teori-teori yang terkait dengan sumber-sumber buku dan literatur terpercaya. Teori yang digunakan adalah teori prinsip-prinsip dasar desain serta teori semiotika Trikotomi Peirce dengan catatan tanpa tanda simbolik karena masing-masing cover tidak mengandung tanda-tanda yang telah disepakati (simbolik)

Hasil Analisis : 

Pembahasan analisis tiap cover akan terbagi dari segi prinsip dasar desain, semiotika trikotomi, dan korelasi dengan judul 

 


Kesimpulan : 


19. Penulis Jurnal : 


Judul Jurnal : 


Halaman Jurnal : 


Tujuan : 


Metode : 


Hasil Analisis : 


Kesimpulan : 


20. Penulis Jurnal : 


Judul Jurnal :


Halaman :


Tujuan  : 


Metode : 


Hasil Analisis : 


Kesimpulan : 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA SAMPUL ALBUM “MISTERIA” GRUP MUSIK GOODNIGHT ELECTRIC DENGAN MENGGUNAKAN SEBUAH ( ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES )

  ( di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kajian seni rupa dan desain ) Di susun oleh : Mega Zulfia ( 202246500268 ) – R4D Dosen ...